Sate lilit khas Bali merupakan salah satu makanan asal Indonesia yang terkenal unik dan enak. Unik karena berbeda bentuk satenya dibandingan dengan varian biasa. Proses pembuatannya yaitu dengan cara membungkus adonan daging cincang pada batang serai atau lidi.
Bukan hanya sekadar rasanya yang lezat saja, dibalik makanan khas satu ini ada sejarah menarik. Bila tertarik ingin mengetahui sejarah menarik sekaligus filosofi dimilikinya, simak uraian berikut.
Mengenal Sejarah Sate Lilit Khas Bali yang Terkenal Unik dan Enak
Seperti diketahui bahwa sate ini asalnya dari Bali. Tapi, sebenarnya dari segi sejarah tidak diketahui secara pasti. Beberapa sumber mengatakan bahwa makanan khas Bali satu ini telah ada sejak zaman kerjaan Bali Kuno.
Pada awalnya, bahan pembuatan makanan ini adalah dari daging babi. Sesuai namanya, lilit maksudnya adalah dibelit. Jadi, dalam proses pembuatannya adalah dengan membelit adonan daging yang sudah dibumbui ke tusuk sate berupa sereh atau tusukan bambu berbentuk pipih.
Mulanya penyajian sate lilit khas Bali hanya saat ada acara adat, seperti upacara kematian, keagamaan serta pernikahan. Tapi, seiring berjalannya waktu, bisa dinikmati kapan saja oleh seluruh masyarakat.
Bahkan menjadi favorit bagi wisatawan luar Bali yang sedang berkunjung. Dan jenis daging yang diolah tidak terbatas pada babi saja, tapi juga ikan, ayam dan bebek. Jadi, bagi yang khawatir dengan kehalalan makanan tidak perlu khawatir karena bisa memilih jenis daging halal.
Inilah Beberapa Filosofi yang Ada dalam Sate Lilit
Biasanya penyajian sate ini menggunakan nasi putih serta sambal matah. Cita rasa dimiliki manis, gurih dan sedikit terasa pedas. Tidak sekadar enak dikonsumsi, makanan ini memiliki beberapa filosofi yang belum banyak diketahui, diantaranya:
1. Simbol Rasa Syukur
Filosofi pertama adalah sebagai simbol rasa syukur terhadap segala berkah yang sudah Tuhan berikan. Tidak heran bila penyajiannya pada berbagai acara adat Bali hampir selalu ada. Baik itu acara pernikahan maupun keagamaan dan kematian.
2. Simbol Kejantanan
Sate lilit khas Bali merupakan simbol kejantanan karena dulunya hanya boleh dimasak oleh para pria. Sebab, dulunya proses pembakarannya berat, sehingga memerlukan kekuatan serta stamina yang cukup besar.
Para lelaki belum disebut sebagai lelaki bila belum pernah membuat sate lilit. Tapi, berbeda dengan sekarang, proses pembuatannya sudah bisa dilakukan oleh perempuan karena tidak seberat dulu.
3. Simbol Kesuburan
Biasanya bahan utama pembuatan sate ini adalah daging babi. Dan babi merupakan hewan yang melambangkan kesuburan budaya Bali karena dalam waktu singkat mampu menghasilkan banyak keturunan.
4. Simbol Pemersatu
Sate ini merupakan simbol pemersatu bagi masyarakat Bali. Terkait hal ini relevan dengan proses pembuatannya di mana daging berbumbu dililitkan pada batang sereh. Batang serah menunjukkan pemersatu, sedangkan dagingnya melambangkan masyarakat Bali.
Jadi, dibalik cita rasa unik dan nikmat, ternyata makanan ini mempunyai makna atau filosofi. Menariknya lagi, sate lilit khas Bali memiliki harga terjangkau, sehingga masih ramah di kantong.